Kajian : Surah Al Baqarah (1-5)
Created by Canva.com |
Surah Al Baqarah (1-5) - Mujahid r.a. menjelaskan bahwa empat ayat pertama (ayat 2-5) diturunkan untuk menerangkan sifat-sifat dan perilaku orang-orang mukmin. (HR. Faryabi dan Ibnu Jarir)
Kajian Hadits mengenai Surah Al Baqarah (1-5)
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Kutinggalkan untuk kamu dua perkara, taklah kamu akan tersesat selama-lamanya, selama kamu masih berpegang kepada keduanya yaitu Kitabullah dan sunah Rasul-Nya." (HR. Malik)
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Orang yang membaca Al Quran dan ternyata ia mahir melakukannya kelak mendapat tempat di dalam surga bersama dengan para Rasul yang mulia. Adapun orang yang membaca Al Quran tetapi tidak mahir membacanya tertegun-tegun dan lisannya terlihat agak berat (belum lancar) maka ia akan mendapatkan dua pahala." (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang membaca Surah Al Baqarah, maka akan dipakaikan kepadanya mahkota dari surga." (HR. Al Baihaqi)
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah menutup Surah Al Baqarah dengan dua ayat yang diberikan kepadaku dari perbendaharaan-Nya yang berada dibawah 'Arsy, maka pelajarilah dan ajarkan kedua ayat itu kepada istri-istri kalian, sebab keduanya adalah salat, Al Quran dan doa." (HR. Darimi)
Kajian Mandiri Terjemahan Surah Al Baqarah (1-5)
Ayat 1 : Alif Lam Mim
Poin : Makna huruf-huruf itu hanya Allah yang tahu.
Ayat 2 : Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.
Poin : Di ayat yang ke-2 di awal Surah Al Baqarah sudah disampaikan bahwa Al Quran tidak ada keraguan padanya. Hal ini menjadi salah satu tanda bahwa sebelum dijelaskan perintah dan larangan, sebelum dijelaskan mengenai ibadah, Al Quran sudah meneguhkan diri bahwa tak perlu ragu, tak perlu bimbang dengan Al Quran. Kenapa?
Karena isi Al Quran adalah perkataan Allah. Jadi tidak mungkin salah dan tidak mungkin cacat. Perkataan Allah akan tetap sempurna dan akan tetap terjaga dari sifat jahil dan usilnya perilaku manusia.
Petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. Takwa menurut arti bahasa ialah mengikuti segala perintah dan menjauhi larangan. Jika ada seorang muslim yang hanya melaksanakan perintah dan tidak menjauhi larangan berarti belum bertakwa.
Jika ada seorang muslim yang tidak melaksanakan perintah dan menjauhi larangan berarti juga belum bertakwa.
Jika ada seorang muslim melaksanakan perintah setengah-setengah (memilih yang sekiranya cocok dengan keinginannya saja dan mengabaikan perintah yang lain) lalu menjauhi larangannya juga setengah-setengah (memilih yang sekiranya cocok dengan hawa nafsunya saja dan mengabaikan larangan yang lain) maka dia belum mencapai sebaik-baiknya takwa alias takwa yang setengah-setengah.
Justru takwa yang setengah-setengah inilah yang berbahaya untuk diri kita kelak. Jangan sampai kita masuk ke dalam golongan orang yang dimurkai Allah.
Ayat 3 : Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, melaksanakan shalat dan menginfakkan sebagian rezeki yang kami berikan kepada mereka.
Poin : Orang yang bertakwa menurut arti bahasa seperti yang dijelaskan di ayat ke-2. Namun dalam implementasinya dia juga harus mengimani sesuatu yang ghaib, seperti malaikat, jin, surga, neraka, akhirat, serta Allah yang menjadi Tuhannya. Melaksanakan shalat dijelaskan diayat ini berarti menandakan bahwa shalat sesuatu yang merujuk kepada ketakwaan.
Harusnya orang yang sudah beriman kepada yang ghaib dan melaksanakan shalat semakin bertambah ketakwaannya. Jika malah berkurang ada yang salah dengan ketakwaannya (keimanannya kepada yang ghaib dan pelaksanaan ibadah shalatnya).
Menginfakkan sebagian rezeki yang dimaksud lebih kepada menjalin hubungan dengan sesama makhluk ciptaan Allah seperti sesama manusia, kepada tumbuh-tumbuhan dan hewan. Rezeki tidak melulu tentang materi, bisa kesehatan, kemampuan, kecerdasan. Semua rezeki tersebut diinfakkan di jalan Allah, artinya lakukan secara maksimal sebagian rezeki yang kamu miliki.tujuannya untuk memberikan manfaat.
Menginfakkan sebagian rezeki juga salah satu amanah sebagai khalifah di muka bumi.
Ayat 4 : Dan mereka yang beriman kepada (Al Quran) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelum engkau dan mereka yakin akan adanya akhirat.
Poin : Jika ada yang bertanya, duluan mana Al Quran dengan Taurat, Zabut, dan Injil. Tentu lebih dulu kitab-kitab Taurat, Zabur dan Injil. Karena kitab-kitab tersebut diturunkan kepada Nabi-Nabi sebelum Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa Sallam.
Berarti Al Quran datang paling akhir? Al Quran bukan datang paling akhir, tapi Al Quran justru menyempurnakan kitab-kitab terdahulu yang diturunkan kepada Nabi-Nabi sebelum Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa Sallam. Kalau ada yang beranggapan Al Quran datang paling akhir, berarti islam agama yang datang paling akhir?
Persepsi seperti itu keliru, karena Islam justru sudah ada sejak lama, bahkan Nabi Adam a.s. sejatinya islam, seorang muslim. Nabi Ibrahim juga muslim. Muslim artinya menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah. Sesuatu yang diciptakan Allah akan kembali kepada Allah.
Islam meyakini adanya kitab-kitab yang diturunkan untuk umat-umat terdahulu dan kitab Al Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa Sallam. Sejak kitab-kitab untuk umat terdahulu ada, islam juga sudah ada pada diri mereka. Hanya saja, sebagian umat memilih bertakwa, sebagian umat memilih tidak bertakwa.
Ayat 5 : Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Poin : Pada bagian ini memberikan kesimpulan bahwa orang yang mendapatkan petunjuk, rahmat dari Allah ialah orang yang beruntung di dunia maupun di akhirat. Syarat untuk bisa mendapatkan petunjuk sesuai yang dijelaskan pada ayat-ayat sebelumnya seperti harus sebaik-baik takwa, harus shalat, harus menginfakkan sebagian rezeki, harus beriman kepada yang ghaib, harus beriman kepada kitab-kitab Allah.
Jika ada yang tidak memenuhi syarat-syarat tadi berarti dia belum mendapatkan petunjuk. Jika belum lengkap syarat-syarat yang harusnya terpenuhi agar mendapatkan petunjuk. Bersegera untuk memenuhinya.
Tujuan dari petunjuk untuk meraih rahmat Allah adalah demi kebaikan kita sendiri sebagai makhluk. Karena jika membiarkan diri kita tidak mendapatkan petunjuk lalu kemana kita akan menuju? Ingatlah rahmat Allah begitu luas, carilah sebanyak-banyaknya agar kamu selalu beruntung.
Baca Juga, Kajian : Surah Al Baqarah (6-10)
Sumber :
Al Majid (Al Quran Terjemah dan Tajwid Warna)Opini Pribadi (Kajian Mandiri)
Komentar
Posting Komentar